Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi, Eka Kurniawan
“Kalian orang-orang
yang tolol yang
percaya pada mimpi.”
Mimpi itu memberitahunya bahwa ia
akan memperoleh seorang kekasih. Dalam mimpinya, si kekasih tinggal di kota
kecil bernama Pangandaran. Setiap sore, lelaki yang akan menjadi kekasihnya
sering berlari di sepanjang pantai ditemani seekor anjing kampung. Ia bisa
melihat dadanya yang telanjang, gelap, dan basah oleh keringat, berkilauan
memantulkan cahaya matahari. Setiap kali ia terbangun dari mimpi itu, ia selalu
tersenyum. Jelas ia sudah jatuh cinta pada lelaki itu.
Ini
adalah kali kedua saya membaca kumpulan cerpen karya Eka Kurniawan. Bermula
dari iseng-iseng mencari novel fiksi sastra yang seru mana lagi yang harus saya
baca, selalu dimulai dengan membaca cerita pendek dari pengarang manapun.
Beberapa kali saya pernah melihat, barangkali sepintas ada penulis bernama Eka
Kurniawan. Di rak toko bukupun banyak buku yang telah beliau hasilkan, namun
dengan buku yang tipis kok harganya
mahal, sampai saya menaruh curiga “sebagus apasih sampai tipis tapi mahal?”
jadi setelah bingung memilih dan memilah mana yang akan dibeli, maka saya
membeli kumpulan cerpennya terlebih dulu dengan judul Corat-coret di Toilet.
Ternyata
benar. Tulisan Eka Kurniawan adalah candu. Setelah itu saya segera melengkapi
lemari buku dengan karya novel dan cerpen karya Eka, diantaranya Cantik Itu
Luka, Lelaki Harimau, Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas, dan Perempuan
Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi.
Semuanya
bagus, tapi kali ini saya akan sedikit mengulas kumpulan cerpen yang Perempuan
Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi. Berbeda dengan
Corat-coret di Toilet, buku ini tidak banyak mengeluarkan pesan-pesan sarkasme
untuk pemerintah. Buku Eka kali ini lebih mengangkat tema masalah yang ada di
masyarakat. Bumbu-bumbu sepasang kekasih yang gagal menikah, saling
menyelingkuhi, berprasangka buruk kepada pasangan dan lainnya.
Dalam
penulisan cerpen kali ini, sepertinya Eka tidak menggunakan teknik foreshadowing atau peramalan. Saya menyimpulkan
demikian karena biasanya ketika saya membaca karya Eka berupa novel, akhir
cerita selalu yang akan diungkapkannya di awal cerita. Jurus spoiler biasanya sangat dihindari oleh
penulis, hal tersebut saya katakan setelah membaca ulasan penulis Bernard
Batubara pada saat mengulas Lelaki Harimau. Namun bagi saya malah Eka Kurniawan
adalah penulis hebat yang berani mengungkapkan akhir cerita tapi tidak
mengurangi antusiame pembaca untuk menamatkan tiap-tiap novel yang beliau
ciptakan.
Tidak
menggunakan teknik foreshadowing atau
peramalan tidak membuat pamor Eka menurun. Dari 16 judul yang terdapat pada
buku Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi, semuanya
bagus. Pada setiap judul, pembaca akan menemukan hal-hal baru yang menggelitik.
Baik itu tentang Rohmat Nurjaman yang benci tiap kali melihat istrinya memakai
gincu warna merah. Menurut Rohmat menganggap perempuan yang bergincu merah
adalah pelacur, padahal sang istri sengaja menggunakan gincu merah agar
suaminya tidak mencari pelacur. Padahal sebenarnya Rohmat telah menikahi mantan
pelacur yang dulu selalu ia sewa, yaitu istrinya yang sekarang.
Dan
15 judul lainnya dengan cerita yang beberapa bisa ditebak, beberapa pula penuh teka-teki.
Memang sudah menjadi ciri khas Eka Kurniawan dalam menuliskan apapun itu; baik
novel maupun cerpen, akan ada cerita tentang kekerasan, cemburu, misteri, patah
hati, dan birahi menjadi gambaran yang pasti. Dan kumpulan cerpen ini menjadi
kompilasi yang pas untuk menjamah karya-karya Eka selanjutnya.
Saya
merasa beruntung kala itu berhasil membuat keputusan membeli kumpulan cerpen
karya Eka Kurniawan. Penulis yang karyanya banyak diterjemahkan ke dalam bahasa
asing. Penulis yang lihai menganalogikan sesuatu menjadi sebuah cerita pendek
maupun menjadi novel. Penulis yang mampu membuat pembaca ikut merasa geli ketika
tokohnya sedang dalam keadaan ditusuk dan menusuk. Hahaha saya sangat suka
membaca karya beliau!
keyword: review Eka Kurniawan
Komentar