Late post! Waisak 2014
Saya akan mencoba menuliskan pengalaman mengikuti acara
pesta seribu lampion dalam rangka peringatan hari Waisak.
Rabu, 15 mei 2014
Besok tanggal merah karena ada peringatan Waisak, saya
beserta teman kampus merencanakan akan ikut merayakan peringatan Waisak di
Candi Borrobudur yang terletak di Magelang. Saya kuliah di universitas di
Semarang yang jaraknya tidak jauh dengan Magelang. Jadi saya tidak mau
melewatkan moment-moment yang hanya ada satu tahun sekali pada setiap
peringatan hari Waisak, yap PESTA SERIBU LAMPION! WOW!
Namun malang, teman saya satu persatu membatalkan janji yang
sudah jauh-jauh hari direncanakan. Akhirnya saya tetap nekad berangkat tanpa
teman-teman namun dengan kakak-kakak saya.
Pada hari rabu siang
saya bertekad tidak berangkat kuliah siang, kami bertiga (saya dan dua kakak
saya) berangkat menuju Magelang dengan harap-harap cemas karena memang baru
pertama kali kami mengikuti rangkaian acara Waisak ini. Kakak saya yang satu
lagi berangkat dari Solo entah naik apa yang pasti kami bertemu di Magelang.
Ketika sampai di Magelang, kami tidak langsung ke
Borrobudur.
Mengapa? Karena ternyata ketika kita akan mengikuti
rangkaian acara Waisak di Borrobudur-nya kita harus punya ID Card dan kartu
undangan. ID Card tersebut didapatkan secara gratis oleh panitia WALUBI. Secretariat
WALUBI berada di Candi Mendhut.
Ya!
Namun ternyata kami terlambat. Secretariat yang berada di
Candi Mendhut sudah akan selesai membersihkan tenda-tenda dan merekomendasikan
kami untuk menemui panitia yang lain di hotel Manohara yang terletak di sekitar
kawasan Candi Borrobudur.
Tanpa pikir panjang, kami langsung kesana.
Kecewa harus kami terima lagi, karena yang diizinkan masuk
hanyalah kaum Buddha saja ketika kita melewati hotel Manohara. Saat itu awan
hitam pekat mulai menyelimuti langit Borrobudur. Kami bertiga jika ditanya
lelah sudah pasti. Karena senyum melihat lampion bak hamparan bintang di lautan
langit sirna sudah hanya karena ID CARD yang tak kami dapatkan.
Tapi untung saja dua kakak saya semangatnya masih membara
meskipun gerimis satu persatu mulai mendinginkan kepala yang mulai panas. Kami
masuk melewati gerbang tikus, mencari loket masuk karena ada channel yang
katanya akan memberikan ID CARD illegal daaaaaan…..akhirnya ketemu juga :’)
*kami bertiga terharu*
Lalu dengan cepat saya menanyakan pintu masuk supaya bisa
melihat lampion. DAN TERNYATA INI PINTU MASUK SATU-SATUNYA SELAIN HOTEL
MANOHARA, GRATIS PULA. *kami bertiga bengong, bingung, dan jadi bego*
Karena nggak percaya, kami tanya sekali lagi sama penjaga
pintu, dan mereka meyakinkan dengan kalimat “kalau nggak percaya, belikan saya
nasi goreng pete ya mbak?”
WOHOOOO akhirnya bisa masuk kawasan Borrobudur men!
Masih sangat panjang jalan yang kami lalui.
Kami tetap harus cari ID CARD untuk masuk ke candi
Borrobudurnya. Tanpa lelah menelusuri dan tanya sana-sini sama pihak WALUBI
meskipun ZONK. Hujan sangat deras, namun tidak memadamkan semangat kita. Lalu
kita mengubah kostum dengan JAS HUJAN yang sudah kami persiapkan dari Semarang.
Kita pahami treknya supaya dini hari ketika menjelang prosesi waisak dimulai
kita tidak bingung arah lagi.
Kami bertiga sudah yakin hafal, lalu keluar kawasan dan
menjemput kakak saya yang satu.
Berjam-jam dibawah langit
magelang yang hitam pekat kami habiskan bersama-sama *tsahhh*
Kamis 16 mei 2014,
00:00
Kami berempat *iya sudah lengkap* mulai bersiap menuju
kawasan candi Borrobudur. Disana ternyata dari panitia WALUBI sudah menyiapkan
ID CARD namun disana dijual ternyata saudara L
L L
Marketing mereka sangat bagus, kita akan mendapatkan 2
invitation untuk 4 orang dan 1 lampion besar dengan harga 100 ribu rupiah! Ya,
berarti 1 orang harga tiketnya 25 ribu.
Dengan usaha yang sangat keras, kami berempat berhasil
meletawi kerumunan orang yang tujuannya sama. Yaitu ingin menyaksikan megahnya
mahakarya Tuhan, seribu lampion di langit Borrobudur dan indahnya toleransi
antar agama. Langit Borrobudur sangat bersahabat, bintang dan bulanpun ikut
menyaksikan peringatan Waisak tersebut.
Tanpa mengganggu berjalannya acara yang khidmat itu, yang
isunya lampion akan diterbangkan pukul 02:00 WIB ternyata diterbangkan sekitar pukul 04:00 WIB
tapi semua lelah terbayarrrrkan setelah lampion beterbangan dan lantunan Buddha
mulai dinyanyikan. Serasa di Thailand dan India deh JJJ
Kurang lebih penerbangan lampion berlangsung 45 menit lalu
kami langsung pulang menuju Semarang dengan pengalaman yang tidak akan
dilupakan.
Semoga tahun depan bisa kesana lagi, nggak cuma sama kakak tapi
semoga bisa ngajak teman, dan pacaaaaaaar.
AMIN!
Lampiran!
Itu yang foto mas Jaduk. Pake DSLR jadinya bersih banget gambarnya. Tapi foto dari kamera tabletku samsung galaxy tab 3 juga ngga kalah bersih. Nih~
Komentar